Menjual dalam keadaan sulit – part 2

Pada bagian pertama kita sudah banyak membahas mengenai pilihan strategi yang sesuai untuk keadaan yang sulit dengan melihat dari sisi produk. Pada bagian 2 ini kita akan membahas bagaimana team penjualan menyesuaikan sikap dengan keadaan pasar yang sulit.

Pada saat keadaan pasar sulit, biasanya hanya salesman tangguh saja yang akan berhasil sementara salesman yang lemah akan gagal seiring dengan prilakunya yang terikut oleh berita negative seputar keadaan pasar. Salesman tangguh adalah salesman yang terus berusaha mengembangkan strategi untuk bertahan danterus maju serta hanya mengejar kemungkinan terbaik dari setiap peluang yang ada.

Menurut Doug Dvorak, berikut adalah beberapa strategi yang dapat digunakan oleh tenaga penjualan pada saat keadaan pasar menjadi sangat sulit:

  1. Pindah dan perbaiki focus

    Pada saat ini sudah jelas komposisi pasar pastinya akan berubah dimana preferensi dan permintaan konsumen akan berubah mengikuti keadaan. Pada saat ini perlu dilakukan pemetaan ulang atas komposisi pasar dan kebiasaan konsumen.

    Contohnya Pada saat keadaan sulit, kebiasaan konsumen dalam konsumsi consumer good akan tetap terjaga karena hal itu adalah kebutuhan dasar, akan tetapi kemungkinan mereka melakukan konsumsi lebih sedikit dibandingkan pada saat keadaan pasar normal atau mencari produk substitusi yang lebih murah. Pada saat seperti ini sebaiknya tenaga penjual memperbaiki focus channelnya pada channel yang berpeluang besar mempertahankan tingkat konsumsi mereka pada produk pareto salesman sembari para R&D perusahaan berpindah focus produk hanya pada produk dengan potensi konsumen terbanyak yaitu produk dengan harga ekonomis.


     

  2. Tambahan Tekanan pada penjualan

    Pada saat keadaan ekonomi sedang normal atau boom, maka banyak salesman hanya berfungsi sebagai taking order saja dimana pelanggan akan dengan senang hati melakukan order barang sesuai dengan keinginan salesman. Akan tetapi pada keadaan pasar sangat lesu, pelanggan tidak lagi tertarik pada banyaknya range produk mereka hanya akan melakukan pembelian pada barang yang memiliki turnover cepat saja di tokonya. Pada saat ini diperlukan keahlian tenaga penjual yang tajam untuk mempertahankan trend penjualan serta mencapai target.

    Perusahaan harus melakukan penilaian kembali atas strategi penjualan serta effektivitas dari team penjualannya seperti melakukan proses penjualan secara effektif dimana semua tenaga penjual harus mencurahkan segala tenaga dan pemikirannya pada proses penjualan dan melakukan semua metode penjualan yang dipercaya dapat menghasilkan penjualan pada kondisi saat ini


     

  3. Penekanan pada Pelayanan Pelanggan

    Pada saat keadaan ekonomi baik, mungkin kita sedikit melupakan costumer service, karena demand atas produk yang sedemikian besar dari berbagai banyak pelanggan. Pada keadaan ekonomi sulit dimana pilihan pelanggan atas produk menjadi hal yang sangat mahal, kekecewaan dari seorang pelanggan akan mengakibatkan kerugian yang cukup besar bagi perusahaan. Perusahaan harus selalu ingat bahwa transaksi penjualan tidak berakhir saat pelanggan melakukan pembayaran karena pelanggan yang senang akan melakukan pembelian ulang sehingga perusahaan akan mengeluarkan relative lebih sedikit biaya untuk memprtahankan existing costumer dibandingkan dengan mencari pelanggan yang baru.

Kedua hal yaitu strategi penjualan seperti advertising ataupun program potongan harga seperti tersebut dalam bagian pertama serta strategi yang digunakan oleh tenaga penjual di pasar harus selaras sehingga dapat menghasilkan penjualan yang baik.

Tehnik Menjual Para Salesman Sukses

Tujuan setiap salesman adalah sama yaitu menjual produk sebanyak banyaknya sehingga dapat mencapai target penjualan dan mendapatkan incentive. Hanya saja dalam kenyataan tidak semua salesman mendapatkan hasil yang sama dimana biasanya para salesman yang professional akan mendapatkan hasil yang lebih baik dari salesman yang lain. Hal ini tidak bisa hanya dikaitkan dengan level pendidikan atau training yang dimiliki oleh tiap salesman karena para salesman professional juga banyak belajar dari pengalaman yang mereka miliki.

Jika kita ingin mendapatkan hasil yang sama dengan para sales professional, ada baiknya jika kita mempelajari kebiasaan dan pendekatan yang mereka pakai dalam proses menjual kemudian kita dapat selanjutnya mengidentifikasi kekurangan kita dan berlatih keras untuk menutup kelemahan yang kita miliki.

Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Pam Kennet dan Crispin White, ada 5 style yang digunakan para sales professional dalam melakukan proses penjualan sebagai berikut:

  • Relationship Style

    Dalam style ini salesman berusaha menimbulkan hubungan yang dekat dan lebih personal dengan costumernya. Biasanya salesman akan memakai bahasa yang sama dengan pelanggan dan dalam kunjungannya banyak membicarakan hal – hal di luar bisnis seperti keluarga, hobby dan lain sebagainya. Salesman dengan style ini biasanya extrovert, bersahabat dan memiliki outgoing personalities.

  • Technical Problem Solving Style

    Pada style ini adalah salesman yang ahli dalam penguasaan product knowledgenya dan mampu mengedukasi dengan penjelasan secara detail kepada para pelanggannya atas penawaran produk yang disampaikan. Salesman pada style ini memiliki kemampuan analisa yang tinggi dan ahli dalam menimbulkan kredibilitas secara tehnis dihadapan para pelanggannya.

  • Account Servicing Style

    Style ini menekankan pada bagaimana membuat pelanggan tetap senang dengan memberikan service yang memuaskan sehingga mudah bagi mereka untuk mendapatkan penjualan. Salesman pada style ini memiliki komitmen atas respon yang cepat, follow up yang pro aktif serta komitmen yang kuat pada pelanggannya.

  • Assertive Style

    Style ini lebih menekankan kepada kekuatan personal salesman, mereka menjual dengan pendekatan yang ngotot, sangat competitive, intense, penuh percaya diri dan tegas. Ciri khasnya adalah tenaga penjual yang tidak lagi menunggu order dari pelanggan tapi sudah bisa menyarankan pada pelanggan berapa jumlah produk yang harus dibeli.

  • Business Partnering Style

    Style ini diterapkan oleh salesman yang dapat menciptakan hubungan baik dengan pelanggannya melalui saran bisnis. Salesman pada style ini mengerti atas isu-isu strategis berkaitan dengan bisnis pelanggan dan ahli dalam membantu pelanggannya dalam mengembangkan bisnis. Salesman yang sukses pada style ini memiliki kemampuan melihat "Big Picture" dari suatu masalah atau keadaan, pengetahuan yang luas atas pasar, kemampuan komunikasi yang persuasive dan kreativitas yang tinggi.


     

Style Mana yang terbaik

Untuk mendapatkan penjualan yang tinggi, salesman harus mendapat respect yang baik dari pelanggannya karena memang penjualan datang dari pelanggan yang membeli produk salesman. Untuk mendapatkan respect yang tinggi dari salesman maka tiga style pertama wajib dikuasai oleh salesman. Sedangkan menguasai dua style berikutnya akan membuat performance salesman menjadi outstanding karena pada dua style terakhir seorang tenaga penjual bukan lagi hanya seorang salesman saja akan tetapi sudah berubah menjadi business consultantnya pelanggan yang selalu memberikan masukan kepada pelanggan mengenai setiap keputusan bisnis pelanggan.

Pada intinya, untuk mencapai sukses yang luar biasa modal utama tenaga penjualan adalah:

  • Kemauan yang kuat serta semangat berkompetisi yang tinggi
  • Fokus pada penjualan serta intense dalam mewujudkan target bottom line
  • Dapat diandalkan
  • Memiliki kemampuan diatas rata – rata dalam berhubungan dengan pelanggannya
  • Fleksibel dalam penerapan strategi bisnis
  • Mampu menciptakan rencana pertumbuhan bagi pelanggannya
  • Mampu mengidentifkasikan kebutuhan pelanggan serta mengkomunikasikan kepada mereka bahwa produk yang mereka bawa dapat memberikan tambahan value bagi bisnis pelanggan

Untuk mencapai criteria modal sukses salesman diatas, maka salesman dapat mengidentifikasi style mana yang paling dikuasai dan mana yang belum, kemudian segera salesman tersebut mengasah ketrampilannya melalui training serta masukan dari atasan maupun teman yang lain untuk mendevelop kemampuannya tersebut.